Selasa, 12 Juli 2016
Sabtu, 11 Juni 2016
Prosedur Percobaan
1. Buat rangkaian seperti gambar berikut : Diagram logika dari rangkaian yang menyatakan dua bentuk ekivalen dari fungsi yang telah disederhanakan ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Bentuk gerbang dari dua fungsi logika yang memiliki hasil yang sama
2. Catat hasil yang didapat tersebut dalam bentuk tabel pada jurnal.Bandingkan hasil di dapat dengan persamaaan awal.
Condition module
Buatlah rangkaian seperti modul percobaan di atas, kemudian buatlah inputan berupa saklar SPDT.
1. Rangkaian sederhana satu : B= 1, D= 0, A= 1, C'= 1, D= 1.
2. Rangkaian sederhana dua : B = 0, D = 1, A = 1, B= 1, C'= 1.
Gambar Rangkaian
![]() |
Rangkaian sederhana 1 |
![]() |
Rangkaian sederhana 2 |
Komponen :
1. Satu gerbang X-OR
2. Satu Gerbang AND
3. Satu Gerbang OR
4. Empat SPDT
5. Satu VCC dan dua ground
6. Satu Resistor dan LED
Aplikasi yang digunakan untuk membuat rangkaian yaitu Proteus dan Multisim
Cara kerja rangkaian di atas :
Masukan diinputkan dengan menggunakan SPDT. Lalu inputan tersebut akan
diproses sesuai dengan gerbang logika yang dilaluinya. Pada gerbang AND
output yang dihasilkan berasal dari perkalian nilai input dan pada
gerbang X-OR outputnya akan bernilai 1 saat input memiliki nilai berbeda
dan bernilai 0 saat inputnya bernilai sama. Kemudian, output yang
berasal dari AND dan X-OR akan diproses lagi pada gerbang logika yang
terakhir yaitu gerbang OR. Output yang dihasilkan pada gerbang OR adalah
hasil penjumlahan dari nilai inputnya. Gerbang OR terlihat telah
terhubung dengan LED, jika output dari OR adalah 1 maka LED akan menyala
dan akan mati jika bernilai 0.
Hasilnya akan terlihat saat kita menjalankan rangkaian dengan inputan sesuai dengan kondisi di atas.
Jumat, 10 Juni 2016
Analisa
3. Analisa
[kembali]
Percobaan 1
Percobaan satu yaitu tentang gerbang logika dasar, dimana gerbang logika
yang digunakan adalah gerbang NOT, AND, XOR, NAND, dan XNOR. Dapat
dilihat pada table percobaan satu yang ada pada jurnl. B1 dan B0
dihubungkan dengan seluruh gerbang logika yang telah disebutkan di atas,
dan khusus pada NOT inputannya hanya B1. Keluaran dari tiap-tiap
gevbang logika tersebut diberikan indicator berupa LED. Dimana apabila
LED hidup berarti keluarannya adalah 1 dan apabila mati berarti
keluarannya adalah 0.
Dapat dilihat pada saatinputan B1=1 dan B0=0, LED pada NOT mati, OR
hidup, XOR hidup, NAND hidup, dan XNOR mati. Pada saat B1=1 dan B0=1,
maka LED pada NOT mati, AND hidup, OR hidup, XOR mati, NAND mati, NOR
mati, dan XNOR mati. Hasil output tersebut dihasilkan sesuai dengan
prinsip kerja dari masing-masing gerbang logika. Dimana output dari
masing-masing gebang adalah :
NOT : outputnya adalah kebalikan dari nilai inputnya;
AND : outputnya adalah hasil kali dari inputnya;
OR : outputnya adalah hasil penjumlahan dari inputnya;
XOR : (jika jumlah kaki inputan genap) outputnya akan bernilai 1
saat jumlah inputnya bernilai ganjil, (jika jumlah kaki inputan ganjil)
outputnya akan bernilai satu saat inputnya bernilai genap;
NAND : (kombinasi dari NOT dan AND) outputnya adalah kebalikan dari output AND;
NOR : (NOT dan OR) outputnya adalah kebalikan dari output OR;
XNOR : (NOT dan XOR) outputnya adalah kebalikan dari output XOR.
Pada baris kedua pada gerbang NAND, pada saat B1=0 Dn B0=1 output pada
NAND tersebut seharusnya adalah 1 tetapi pada table yang ada di jurnal
adalah 0. Kesalahan yang terjadi mungkin saja pada saat praktikan
menyalin nilai ke jurnal. hal tersebut praktikan sebutkan karena jika
kesalahnya terjadi pada rangkaian maka nilai yang tidak tepat pasti
tidak hanya satu nilai saja.
![]() |
RANGKAIAN DALAM FLIP FLOP D |
![]() |
TABEL KEBENARAN FLIP FLOP D |
Percobaan 4
![]() |
JURNAL PERCOBAAN |
Pada percobaan kedua yaitu tentang D flip flop dan JK
flip flop. Hasilnya dapat dilihat pada table percobaan 4 yang ada pada
jurnal di atas. Pada D flip flop B6 dihubungkan dengan clock, B5 inputan
D, B1 pada Set dan B0 adalah Reset. Pada JK flip flop, keadaan Set dan
Reset sama dengan flip flop D, J dan K-nya adalah B2 dan B4, serta B3
adalah Clock.
Dapat dilihat pada baris ke empat,Set dan Reset dberi
nilai high sehingga flip flop D aktif, lalu clock pada flip flop D
diberi nilai high (berinlai 1) , sebelumnya inputan D telah diberi nilai
0 sehingga nilai 0 digeser ke Q saat diberi clock maka nilai Q’ adalah 1
(nilainya kebalikan dari Q). Pada baris kelima keadaan dan perlakuan
sama dengan baris keempat tetapi nilai inputan D diberi nilai 1, maka
terlihat nilai Q adalah 1 dan Q’ adalah 0.
Pada flip flop JK pada baris keempat set dan reset
diberi nilai high (1) maka flip flop JK dalam keadaan aktif. J dan K
diberi nilai 0, dandiberikan juga clock terlihat nilai pada Q adalah 1
dan Q’ berinilai 0. Lalu pada baris kelima J dan K diberi nilai 0 dan 1
terlihat keluaran pada Q dan Q’ adalah 1 dan 0. Hasil di atas sesuai
dengan table kebenaran JK flip flop yang ada. Dapat dilihat pada table
di bawah ini.
Pada tabel kebenaran JK flip flop di bawah terdapat keadaan terlarang. Dikatakan terlarang karena pada keaadan normal nilai Q' adalah kebalikan dari nilai Q tetapi pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Q' sama dengan nilai Q.
Pada tabel kebenaran JK flip flop di bawah terdapat keadaan terlarang. Dikatakan terlarang karena pada keaadan normal nilai Q' adalah kebalikan dari nilai Q tetapi pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Q' sama dengan nilai Q.
![]() |
![]() |
TABEL KEBENARAN JK FF |
Kamis, 09 Juni 2016
Rabu, 08 Juni 2016
Prosedur Percobaan Modul 4
2. Prosedur Percobaan
[kembali]
1. Matikan power supply.
2. Hubungkan probe channel 1 osiloskop dengan V5 dan probe channel 2 dengan V7.
3. Hubungkan kabel jumper sesuai dengan modul dan hidupkan power supply.
4. Atur tampilan osiloskop sampai bentuk sinyal terlihat jelas.
5. Tekan tombol cursor pada osiloskop dan atur posisi kursor a dan b pada 1 gelombang penuh.
6. Catat frekuensi dan waktu 1 gelombang yang didapatkan serta simpan bentuk sinyalnya.
3. Hubungkan kabel jumper sesuai dengan modul dan hidupkan power supply.
4. Atur tampilan osiloskop sampai bentuk sinyal terlihat jelas.
5. Tekan tombol cursor pada osiloskop dan atur posisi kursor a dan b pada 1 gelombang penuh.
6. Catat frekuensi dan waktu 1 gelombang yang didapatkan serta simpan bentuk sinyalnya.
Selasa, 07 Juni 2016
Analisa Modul 4
3. Analisa
[kembali]
Analisa
![]() |
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 1 |
![]() |
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 2 |
![]() |
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 3 |
![]() |
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 4 |
![]() |
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 5 |
Jurnal Percobaan Praktikum |
Percobaan kali ini yaitu tentang pemangkit gelombang segitiga. Rangkaian
pembangkit gelombang segitiga tersebut merupakan gabungan dari dua
rangkaian yaitu rangkaian ramp generator dan rangkaian komparator.
Rangkaian ramp generator merupakan rangkaian yang menghasilkan gelombang
segitiga dan rangkaian komparator merupakan rangkaian yang menghasilkan
gelombang kotak-kotak, dapat dilihat pada display osciloscop di atas.
Input pada rangkaian ramp generator adalah tegangan dc positif dan
negatif, namun karena adanya kapasitor yang dihubungkan pada kaki
inverting op amp maka terjadi pengisian dan pengosongan pada kapasitor
akibatnya pada tegangan input terjadi perubahan nilai pada setiap waktu
yang terjadi pada setiap pengisian dan pengosongan tersebut. Dapat kita
lihat, tegangan outputnya berbentuk segitiga yang menandakan bahwa nilai
tegangan yang berubah-ubah. Sedangkan pada komparator tidak terjadi
perubahan nilai pada tegangan outputnya.
Selanjutnya, pada rangkaian di atas terlihat bahwa kapasitor yang
digunakan memiliki dua nilai yang dihubungkan dengan switch (untuk
mengatur kapasitor mana yang dipakai) dan begitu juga pada resistor
(Ri). Dapat kita perhatikan bahwa, pada dua keadaan (1 dan 3 pada
jurnal) saat nilai Ri yang dipakai memiliki nilai yang sama terlihat
bahwa terjadi perubahan frekuensi. Terlihat bahwa semakin kecil nilai
kapasitor yang digunakan maka frekuensi gelombang output akan semakin
besar dan sebaliknya semakin besar kapasitor yang digunakan maka
frekuensi gelombang akan semakin kecil.
Minggu, 05 Juni 2016
Bentuk dan Video Simulasi Rangkaian Modul 4
Kondisi 1 J1 dan J3 ON, J2 dan J4 OFF.
Kondisi 2 J1 dan J4 ON, J2 dan J3 OFF.
Kondisi 3 J2 dan J3 ON, J1 dan J4 OFF.
Kondisi 4 J2 dan J4 ON, J1 dan J3 OFF.
Kondisi 5 J1, J2, J3, J4 ON.
Sabtu, 04 Juni 2016
Analisa Modul 3
3. Analisa
[kembali]
Percobaan 1
Mengukur resistansi dioda
![]() |
Kabel (-) ke penanda |
![]() |
Kabel (+) ke penanda |
![]() |
Jurnal hasil pengukuran resistansi pada dioda |
Pembahasan
Pada pengukuran resistansi dioda pertama yaitu kabel (-) dihubungkan ke
penanda dioda. Penanda tersebut merupakan kaki output atau kaki katoda
dioda. Sehingga, pada rangkaian pertama dapat dikatakan bahwa rangkaian
tersebut rangkaian forward. Dapat kita lihat pada jurnal dan video nilai
dari resistansi dioda pada rangkaian pengukuran pertama, yaitu 39,4
kOhm, sedangkan pada pengukuran kedua kabel (+) dihubungkan pada penanda
dioda. Sehingga pada rangkaian tersebut terjadi reverse bias, dan dapat
dilihat pada jurnal dan video (nilainya tidak tetap), nilai resistansi
dioda sangat besar yaitu sebesar 233 MOhm. Nilai resistansi yang sangat
besar pada saat kabel (+) dihubungkan pada penanda dioda disebabkan
karena terjadinya reverse bias. Pada riverse bias tersebut, elektron
pada tipe n bergerak berlawanan dengan proton (ion positif) pada tipe p,
sehingga depletion layer (daerah pengsongan) semakin besar, sehinggga
elektron-elektron bebas tidak mampu menyebrangi daerah pengosongan
tersebut. Prinsip tersebutlah yang menyebabkan pengukuran nilai
resistansinya menjadi besar. Logikanya, pada saat pengukuran reverse
bias dan forward bias, dengan besar tegangan yang sama, pada forward
bias arus yang mengalir besar sehingga didapatkan nilai resistansi yang
kecil ( R = V/I) sedangkan pada reverse bias arus yang melewati doida
sangt kecil bahkan mendekati nol sehingga nilai resistansi yang terukur
sangat besar (dari perbangdingan tegangan dan arus).
Percobaan 2
Mengamati sinyal keluaran pada clipper atas dan clipper bawah
(a) clipper atas (b) clipper bawah |
Jurnal sinyal hasil keluaran |
Pembahasan
Percobaan ini yaitu percobaan clipper atas dan clipper bawah. Rangkaian
clipper adalah rangkaian pemotong. Rangkaian clipper memanfaatkan
prinsip kerja dioda yang dipasang seri dengan baterai tetapi dipasang
paralel dengan sumber dan hambatan (RL). Pada clipper positif, pada
setengah gelombang positif maka tegangan akan melewati dioda (forward
bias) dan baterai (berlawanan arah dengan sumber, akibatnya pada
setengah gelombang positif tersebut terjadi penurunan tegangan oleh
dioda dan pengurangan tegangan oleh baterai. Oleh karena itu, setengah
gelombang negatif menjadi terpotong, sedangkan setengah gelombang
negatif berikutnya dioda dalam keadaan OFF (reverse bias) maka tidak
terjadi pengurangan tegangan oleh dioda dan baterai. Sedangkan pada
clipper negatif, pada setengah gelombang positif dioda dalam keadaan OFF
(reverse bias) sehingga tidak terjadi pengurangan tegangan oleh dioda
dan baterai. Pada setengah gelombang negatif berikutnya dioda dalam
keadaan ON sehingga tegangan melalui dioda dan baterai, maka terjadi
pengurangan tegangan oleh dioda dan baterai. Oleh karena itu, setengah
gelombang negatif menjadi terpotong. Dari kedua keadaan tersebut
merupakan prinsip kerja dari clipper atas dan bawah.
Dari jurnal dan video di atas terlihat gelombang hasil keluaran pada
lipper atas dan bawah. Pada clipper atas, pada setengah gelombang
positif pada clipper atas, besar tegangan sumber (12 volt) terpotong
oleh dioda dan baterai (5 volt) sehingga dapat di lihat pada jurnal dan
video setengah gelombang positif terpotong. Sedangkan pada setengah
gelombang negatif pada clipper bawah, besar tegangan sumber (12 volt)
terpotong oleh dioda dan baterai (5 volt) sehingga dapat di lihat pada
jurnal dan video setengah gelombang negatif terpotong.
Jumat, 03 Juni 2016
Prosedur Percobaan Modul 3
2. Prosedur Percobaan
[kembali]
Rangkaian Clamper
1.
Rakitlah rangkaian seperti pada Gambar 3.7a dengan komponenkomponen
diode 1N4004 R=100 kΩ dan kapasitor 100 nF. Gunakan sinyal gelombang
sinusoidal 10V peak-to-peak dari pembangkit sinyal SG dengan frekuensi
50 Hz sebagai sinyal masukan.
2. Amati sinyal masukan (vi) pada osiloskop melalui kanal CH1 dan sinyal keluaran (vo) melalui CH2, serta gambarkan kedua sinyal Vmax dan Vmin beserta satuan masing-masing.
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkain seperti pada Gambar 3.7b
Berikut adalah gambar rangkaian percobaan di atas dengan aplikasi multisim
2. Amati sinyal masukan (vi) pada osiloskop melalui kanal CH1 dan sinyal keluaran (vo) melalui CH2, serta gambarkan kedua sinyal Vmax dan Vmin beserta satuan masing-masing.
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkain seperti pada Gambar 3.7b
Berikut adalah gambar rangkaian percobaan di atas dengan aplikasi multisim
Kamis, 24 Maret 2016
Modul 1
Kembali ke halaman sebelumnya
Modul I
Mikrokontroller AT MEGA 128
a. Mempelajari aplikasi output pada mikrokontroller ATMEGA 128
b. Mempelajari aplikasi input pada mikrokontroller ATMEGA 128
c. Mempelajari aplikasi I/O pada mikrokontroller ATMEGA 128
a. Module AT MEGA 128
b. LED
c. Seven Segment
d. Jumper
e. LCD
f. Motor Stepper
1.3 Dasar Teori [kembali]
Mikrokontroller ATMEGA 128 merupakan mikrokontroller keluarga AVR yang
mempunyai kapasitas flash memori 128KB. AVR (Alf and Vegard’s Risc
Processor) merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan ATEMEL inc,
berdasarkan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Secara
umum, AVR dapat terbagi menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga AT-Mega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, bisa dikatakan hampir sama.
Semua jenis AVR dilengkapi dengan flash memori sebagai memori program.
Kapasitas dari flash memori ini berbeda antara chip yang satu dengan
chip yang lain. Tergantung dari jenis IC yang digunakan. Untuk flash
memori yang paling kecil adalah 1 kbytes (ATtiny11, ATtiny12, dan
ATtiny15) dan paling besar adalah 128 kbytes (AT-Mega128). Berikut ini
adalah spesifikasi Mikrokontroler AVR ATMega-128 dan konfigurasi pin
ATMEGA 128.
1. Saluran I/O sebanyak 56 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D, Port E, Port F dan Port G.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. 2 buah Timer/Counter 8 bit dan 2 buah Timer/Counter 16 bit.
4. Dua buah PWM 8 bit.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. Internal SRAM sebesar 4 kbyte.
7. Memori flash sebesar 128 kBytes.
8. Interupsi Eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 4 kbyte.
11. Real time counter.
12. 2 buah Port USART untuk komunikasi serial.
13. Enam kanal PWM.
14. Tegangan operasi sekitar 4,5 V sampai dengan 5,5V
![]() |
Konfigurasi pin ATMEGA-128 |