Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 12 Juli 2016

Hardware

1. Hardware [kembali]

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWTaZSqcXh09ICcqGpHWyjfDKDKzhaNhE-bALGeI1Hb0UAcf9I4-gVNTAJWFNBt4RCRRejrX8aEFg-6uDUTHnenXs65npyDh7ohUCGAv6JlCcx7s8i8ggCrnuTm5CFxNwRrEO6sMoqP0TE/s400/149522.jpg
Share:

Sabtu, 11 Juni 2016

Prosedur Percobaan

2. Prosedur Percobaan [kembali]
1. Buat rangkaian seperti gambar berikut : Diagram logika dari rangkaian yang menyatakan dua bentuk ekivalen dari fungsi yang telah disederhanakan ditunjukkan pada gambar dibawah ini


Bentuk gerbang dari dua fungsi logika yang memiliki hasil yang sama
2. Catat hasil yang didapat tersebut dalam bentuk tabel pada jurnal.Bandingkan hasil di dapat dengan persamaaan awal.

Condition module

Buatlah rangkaian seperti modul percobaan di atas, kemudian buatlah inputan berupa saklar SPDT.
1. Rangkaian sederhana satu : B= 1, D= 0, A= 1, C'= 1, D= 1.
2. Rangkaian sederhana dua : B = 0, D = 1, A = 1, B= 1, C'= 1. 

 Gambar Rangkaian
Rangkaian sederhana 1
Rangkaian sederhana 2
Komponen :
1. Satu gerbang X-OR
2. Satu Gerbang AND
3. Satu Gerbang OR
4. Empat SPDT
5. Satu VCC dan dua ground
6. Satu Resistor dan LED
Aplikasi yang digunakan untuk membuat rangkaian yaitu Proteus dan Multisim

Cara kerja rangkaian di atas :

Masukan diinputkan dengan menggunakan SPDT. Lalu inputan tersebut akan diproses sesuai dengan gerbang logika yang dilaluinya. Pada gerbang AND output yang dihasilkan berasal dari perkalian nilai input dan pada gerbang X-OR outputnya akan bernilai 1 saat input memiliki nilai berbeda dan bernilai 0 saat inputnya bernilai sama. Kemudian, output yang berasal dari AND dan X-OR akan diproses lagi pada gerbang logika yang terakhir yaitu gerbang OR. Output yang dihasilkan pada gerbang OR adalah hasil penjumlahan dari nilai inputnya. Gerbang OR terlihat telah terhubung dengan LED, jika output dari OR adalah 1 maka LED akan menyala dan akan mati jika bernilai 0.
Hasilnya akan terlihat saat kita menjalankan rangkaian dengan inputan sesuai dengan kondisi di atas.
Share:

Jumat, 10 Juni 2016

Analisa

 3. Analisa [kembali]
Percobaan 1
Percobaan satu yaitu tentang gerbang logika dasar, dimana gerbang logika yang digunakan adalah gerbang NOT, AND, XOR, NAND,  dan XNOR. Dapat dilihat pada table percobaan satu yang ada pada jurnl. B1 dan B0 dihubungkan dengan seluruh gerbang logika yang telah disebutkan di atas, dan khusus pada NOT inputannya hanya B1. Keluaran dari tiap-tiap gevbang logika tersebut diberikan indicator berupa LED. Dimana apabila LED hidup berarti keluarannya adalah 1 dan apabila mati berarti keluarannya adalah 0.
Dapat dilihat pada saatinputan B1=1 dan B0=0, LED pada NOT mati, OR hidup, XOR hidup, NAND hidup, dan XNOR mati. Pada saat B1=1 dan B0=1, maka LED pada NOT mati, AND hidup, OR hidup, XOR mati, NAND mati, NOR mati, dan XNOR mati. Hasil output tersebut dihasilkan sesuai dengan prinsip kerja dari masing-masing gerbang logika. Dimana output dari masing-masing gebang adalah :
NOT       : outputnya adalah kebalikan dari nilai inputnya;
AND       : outputnya adalah hasil kali dari inputnya;
OR          : outputnya adalah hasil penjumlahan dari inputnya;
XOR       : (jika jumlah kaki inputan genap) outputnya akan bernilai 1 saat jumlah inputnya bernilai  ganjil, (jika jumlah kaki inputan ganjil) outputnya akan bernilai satu saat inputnya bernilai genap;
 NAND   : (kombinasi dari NOT dan AND) outputnya adalah kebalikan dari output AND;
NOR       : (NOT dan OR) outputnya adalah kebalikan dari output OR;
XNOR    : (NOT dan XOR) outputnya adalah kebalikan dari output XOR.
Pada baris kedua pada gerbang NAND, pada saat B1=0 Dn B0=1 output pada NAND tersebut seharusnya adalah 1 tetapi pada table yang ada di jurnal adalah 0. Kesalahan yang terjadi mungkin saja pada saat praktikan menyalin nilai ke jurnal. hal tersebut praktikan sebutkan karena jika kesalahnya terjadi pada rangkaian maka nilai yang tidak tepat pasti tidak hanya satu nilai saja. 
RANGKAIAN DALAM FLIP FLOP D
TABEL KEBENARAN FLIP FLOP D

Percobaan 4

JURNAL PERCOBAAN

 

                Pada percobaan kedua yaitu tentang D flip flop dan JK flip flop. Hasilnya dapat dilihat pada table percobaan 4 yang ada pada jurnal di atas. Pada D flip flop B6 dihubungkan dengan clock, B5 inputan D, B1 pada Set dan B0 adalah Reset. Pada JK flip flop, keadaan Set dan Reset sama dengan flip flop D, J dan K-nya adalah B2 dan B4, serta B3 adalah Clock.
                Dapat dilihat pada baris ke empat,Set dan Reset dberi nilai high sehingga flip flop D aktif, lalu clock pada flip flop D diberi nilai high (berinlai 1) , sebelumnya inputan D telah diberi nilai 0 sehingga nilai 0 digeser ke Q saat diberi clock maka nilai Q’ adalah 1 (nilainya kebalikan dari Q). Pada baris kelima keadaan dan perlakuan sama dengan baris keempat tetapi nilai inputan D diberi nilai 1, maka terlihat nilai Q adalah 1 dan Q’ adalah 0.
                Pada flip flop JK pada baris keempat set dan reset diberi nilai high (1) maka flip flop JK dalam keadaan aktif. J dan K diberi nilai 0, dandiberikan juga clock terlihat nilai pada Q adalah 1 dan Q’ berinilai 0. Lalu pada baris kelima J dan K diberi nilai 0 dan 1 terlihat keluaran pada Q dan Q’ adalah 1 dan 0. Hasil di atas sesuai dengan table kebenaran JK flip flop yang ada. Dapat dilihat pada table di bawah ini.
                Pada tabel kebenaran JK flip flop di bawah terdapat keadaan terlarang. Dikatakan terlarang karena pada keaadan normal nilai Q' adalah kebalikan dari nilai Q tetapi pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Q' sama dengan nilai Q.

TABEL KEBENARAN JK FF
Share:

Kamis, 09 Juni 2016

Hardware Modul 4

1. Hardware [kembali]


Share:

Rabu, 08 Juni 2016

Prosedur Percobaan Modul 4

2. Prosedur Percobaan [kembali] 

1. Matikan power supply.
2. Hubungkan probe channel 1 osiloskop dengan V5 dan probe channel 2 dengan V7.
3. Hubungkan kabel jumper sesuai dengan modul dan hidupkan power supply.
4. Atur tampilan osiloskop sampai bentuk sinyal terlihat jelas.
5. Tekan tombol cursor pada osiloskop dan atur posisi kursor a dan b pada 1  gelombang penuh.
6. Catat frekuensi dan waktu 1 gelombang yang didapatkan serta simpan bentuk sinyalnya.
Share:

Selasa, 07 Juni 2016

Analisa Modul 4

3. Analisa [kembali]
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 1

Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 2
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 3
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 4
Gambar sinyal triangle generator pada kondisi 5
Jurnal Percobaan Praktikum
Analisa
Percobaan kali ini yaitu tentang pemangkit gelombang segitiga. Rangkaian pembangkit gelombang segitiga tersebut merupakan gabungan dari dua rangkaian yaitu rangkaian ramp generator dan rangkaian komparator. Rangkaian ramp generator merupakan rangkaian yang menghasilkan gelombang segitiga dan rangkaian komparator merupakan rangkaian yang menghasilkan gelombang kotak-kotak, dapat dilihat pada display osciloscop di atas.
Input pada rangkaian ramp generator adalah tegangan dc positif dan negatif, namun karena adanya kapasitor yang dihubungkan pada kaki inverting op amp maka terjadi pengisian dan pengosongan pada kapasitor  akibatnya pada tegangan input terjadi perubahan nilai pada setiap waktu yang terjadi pada setiap pengisian dan pengosongan tersebut. Dapat kita lihat, tegangan outputnya berbentuk segitiga yang menandakan bahwa nilai tegangan yang berubah-ubah. Sedangkan pada komparator tidak terjadi perubahan nilai pada tegangan outputnya.
Selanjutnya, pada rangkaian di atas terlihat bahwa kapasitor yang digunakan memiliki dua nilai yang dihubungkan dengan switch (untuk mengatur kapasitor mana yang dipakai) dan begitu juga pada resistor (Ri). Dapat kita perhatikan bahwa, pada dua keadaan (1 dan 3 pada jurnal) saat nilai Ri yang dipakai  memiliki nilai yang sama terlihat bahwa terjadi perubahan frekuensi. Terlihat bahwa semakin kecil nilai kapasitor yang digunakan maka frekuensi gelombang output akan semakin besar dan sebaliknya semakin besar kapasitor yang digunakan maka frekuensi gelombang akan semakin kecil.
Share:

Minggu, 05 Juni 2016

Bentuk dan Video Simulasi Rangkaian Modul 4



4. Bentuk dan Video Simulasi Rangkaian [kembali]


Video Simulasi Rangkaian


Kondisi 1 J1 dan J3 ON, J2 dan J4 OFF.


Kondisi 2 J1 dan J4 ON, J2 dan J3 OFF.


Kondisi 3 J2 dan J3 ON, J1 dan J4 OFF.


Kondisi 4 J2 dan J4 ON, J1 dan J3 OFF.


Kondisi 5 J1, J2, J3, J4 ON.    
Share:

Sabtu, 04 Juni 2016

Bentuk dan Video Simulasi Rangkaian Modul 3

4. Bentuk dan Video Simulasi Rangkaian  [kembali]



 Video Simulasi Rangkaian 










Share:

Analisa Modul 3

3. Analisa  [kembali]

Percobaan 1

 Mengukur resistansi dioda

Kabel (-)  ke penanda
Kabel (+) ke penanda

 
Jurnal hasil pengukuran resistansi pada dioda

  Pembahasan

Pada pengukuran resistansi dioda pertama yaitu kabel (-) dihubungkan ke penanda dioda. Penanda tersebut merupakan kaki output atau kaki katoda dioda. Sehingga, pada rangkaian pertama dapat dikatakan bahwa rangkaian tersebut rangkaian forward. Dapat kita lihat pada jurnal dan video nilai dari resistansi dioda pada rangkaian pengukuran pertama, yaitu 39,4 kOhm, sedangkan pada pengukuran kedua kabel (+) dihubungkan pada penanda dioda. Sehingga pada rangkaian tersebut terjadi reverse bias, dan dapat dilihat pada jurnal dan video (nilainya tidak tetap), nilai resistansi dioda sangat besar yaitu sebesar 233 MOhm. Nilai resistansi yang sangat besar pada saat kabel (+) dihubungkan pada penanda dioda disebabkan karena terjadinya reverse bias. Pada riverse bias tersebut, elektron pada tipe n bergerak berlawanan dengan proton (ion positif) pada tipe p, sehingga depletion layer (daerah pengsongan) semakin besar, sehinggga  elektron-elektron bebas tidak mampu menyebrangi daerah pengosongan tersebut. Prinsip tersebutlah yang menyebabkan pengukuran nilai resistansinya menjadi besar. Logikanya, pada saat pengukuran reverse bias dan forward bias, dengan besar tegangan yang sama, pada forward bias arus yang mengalir besar sehingga didapatkan nilai resistansi yang kecil ( R = V/I) sedangkan pada reverse bias arus yang melewati doida sangt kecil bahkan mendekati nol sehingga nilai resistansi yang terukur sangat besar (dari perbangdingan tegangan dan arus).
Percobaan 2

 Mengamati sinyal keluaran pada clipper atas dan clipper bawah

(a) clipper atas                                                                                       (b) clipper bawah
Jurnal sinyal hasil keluaran

Pembahasan

Percobaan ini yaitu percobaan clipper atas dan clipper bawah. Rangkaian clipper adalah rangkaian pemotong. Rangkaian clipper memanfaatkan prinsip kerja dioda yang dipasang seri dengan baterai tetapi dipasang paralel dengan sumber dan hambatan (RL). Pada clipper positif, pada setengah gelombang positif maka tegangan akan melewati dioda (forward bias) dan baterai (berlawanan arah dengan sumber, akibatnya pada setengah gelombang positif tersebut terjadi penurunan tegangan oleh dioda dan pengurangan tegangan oleh baterai. Oleh karena itu, setengah gelombang negatif menjadi terpotong, sedangkan setengah gelombang negatif berikutnya dioda dalam keadaan OFF (reverse bias) maka tidak terjadi pengurangan tegangan oleh dioda dan baterai. Sedangkan pada clipper negatif, pada setengah gelombang positif dioda dalam keadaan OFF (reverse bias) sehingga tidak terjadi pengurangan tegangan oleh dioda dan baterai. Pada setengah gelombang negatif berikutnya dioda dalam keadaan ON sehingga tegangan melalui dioda dan baterai, maka terjadi pengurangan tegangan oleh dioda dan baterai. Oleh karena itu, setengah gelombang negatif menjadi terpotong. Dari kedua keadaan tersebut merupakan prinsip kerja dari clipper atas dan bawah.
Dari jurnal dan video di atas terlihat gelombang hasil keluaran pada lipper atas dan bawah. Pada clipper atas, pada setengah gelombang positif pada clipper atas, besar tegangan sumber (12 volt) terpotong oleh dioda dan baterai (5 volt) sehingga dapat di lihat pada jurnal dan video setengah gelombang positif terpotong. Sedangkan pada setengah gelombang negatif pada clipper bawah, besar tegangan sumber (12 volt) terpotong oleh dioda dan baterai (5 volt) sehingga dapat di lihat pada jurnal dan video setengah gelombang negatif terpotong.
Share:

Hardware Modul 3

1. Hardware [kembali]

Share:

Jumat, 03 Juni 2016

Prosedur Percobaan Modul 3

2. Prosedur Percobaan  [kembali]

Rangkaian Clamper



Prosedur Percobaan

1. Rakitlah rangkaian seperti pada Gambar 3.7a dengan komponenkomponen diode 1N4004 R=100 kΩ dan kapasitor 100 nF. Gunakan sinyal gelombang sinusoidal 10V peak-to-peak dari pembangkit sinyal SG dengan frekuensi 50 Hz sebagai sinyal masukan.
2. Amati sinyal masukan (vi) pada osiloskop melalui kanal CH1 dan sinyal keluaran (vo) melalui CH2, serta gambarkan kedua sinyal Vmax dan Vmin beserta satuan masing-masing.
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkain seperti pada Gambar 3.7b


Berikut adalah gambar rangkaian percobaan di atas dengan aplikasi multisim
Share:

Kamis, 24 Maret 2016

Modul 1

Kembali ke halaman sebelumnya


Modul I
Mikrokontroller AT MEGA 128

a. Mempelajari aplikasi output pada mikrokontroller ATMEGA 128 
b. Mempelajari aplikasi input pada mikrokontroller ATMEGA 128 
c. Mempelajari aplikasi I/O pada mikrokontroller ATMEGA 128 
 a. Module AT MEGA 128 
 b. LED 
 c. Seven Segment 
 d. Jumper 
 e. LCD
 f. Motor Stepper

1.3 Dasar Teori [kembali] 
Mikrokontroller ATMEGA 128 merupakan mikrokontroller keluarga AVR yang mempunyai kapasitas flash memori 128KB. AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan ATEMEL inc, berdasarkan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Secara umum, AVR dapat terbagi menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga AT-Mega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, bisa dikatakan hampir sama. Semua jenis AVR dilengkapi dengan flash memori sebagai memori program. Kapasitas dari flash memori ini berbeda antara chip yang satu dengan chip yang lain. Tergantung dari jenis IC yang digunakan. Untuk flash memori yang paling kecil adalah 1 kbytes (ATtiny11, ATtiny12, dan ATtiny15) dan paling besar adalah 128 kbytes (AT-Mega128). Berikut ini adalah spesifikasi Mikrokontroler AVR ATMega-128 dan konfigurasi pin ATMEGA 128. 

1. Saluran I/O sebanyak 56 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D, Port E, Port F dan Port G.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. 2 buah Timer/Counter 8 bit dan 2 buah Timer/Counter 16 bit.
4. Dua buah PWM 8 bit.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. Internal SRAM sebesar 4 kbyte.
7. Memori flash sebesar 128 kBytes.
8. Interupsi Eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 4 kbyte.
11. Real time counter.
12. 2 buah Port USART untuk komunikasi serial.
13. Enam kanal PWM.
14. Tegangan operasi sekitar 4,5 V sampai dengan 5,5V

Konfigurasi pin ATMEGA-128
Share:

Popular Posts

Blogger templates